Message Of The Rain


Hai, gimana kabar kalian? Semoga kalian sehat-sehat saja. Oh iya ada baiknya jika kalian mengenal siapa “aku”
Hmm, mulai dari mana ya? Oh iya kita mulai dari bagaimana “aku” terbentuk.
Pada awalnya “aku” terbentuk melalui


sobat ku yakni sinar matahari yang menyinari tempat aku tinggal (bumi), lalu energi dari sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi (penguapan) terhadap saudara-saudara aku yaitu lautan, samudra, danau, sungai dan sumber air lainnya sehingga dihasilkan uap-uap air.
Then, uap-uap air ini akan naik pada ketinggian tertentu dan akan mengalami peristiwa yang disebut kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air. Kemudian Uap-uap air ini akan membentuk keluarga kami yang manusia sering sebut sebagai awan. Lalu, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa butir-butir air ini. Butir-butir air ini akan menggabungkan diri (proses ini disebut koalensi) dan akan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir-butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga jatuh ke  tempat tinggal aku, permukaan bumi.
Dan ketika jatuh ke permukaan bumi, butir-butir air ini akan melewati lapisan yang lebih hangat di bawahnya. Sehingga butir-butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai “diriku”. Itulah proses bagaimana “aku” terbentuk teman-teman.

Sudah kenal dengan aku kan? Yap benar sekali, itulah aku. Well, asal kalian tahu saja “aku” tidak dapat terbentuk kalo bukan atas izin Pencipta ku, yaitu Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tanpa Allah, aku tidak  turun di bumi menemani kalian, begitupula dengan kalian. Alhamdulillah, nama ku juga beberapa kali disebut dalam Al Qur’an, kitab suci umat Islam yang merupakan mukjizat terbesar yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam, namun sayang hari ini beberapa dari kalian tidak pernah lagi membacanya, jangankan membaca menyentuhnya pun mungkin kalian tak pernah.  Yap, sebagaimana telah kalian ketahui bahwa aku beberapa kalia disebutkan dalam Al Qur’an dalam yakni dalam :


   1.     Qs. Al Baqarah :22, 264, dan 265
   2.    Qs. Al An’am: 99
   3.    Qs. Al A’raf: 57 
   4.    Qs. Al Anfaal: 11
   5.    Qs. Yunus: 24
   6.    Qs. Hud: 52
   7.    Qs. Yusuf: 49
Dan masih banyak lagi....

Teman, kalian bisa membuka Al Qur’an bila tidak percaya. Allah telah menjelaskan semuanya dalam Al Qur’an, tentang siapa aku? Bagaimana aku terbentuk? Manfaat dan keutamaan diriku dan lain-lain. Alhamdulillah bila teman telah membaca Al Qur’an, artinya mungkin teman-teman sudah tahu siapa diriku. Bahkan mungkin salah satu diantara kalian telah mengetahui diriku saat membaca proses terbentuknya diriku ini, aku bangga dengan kalian. Kalian adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, mengalahkan Jin dan hewan. Kalian memiliki kehendak bebas atas diri kalian, kalian memiliki bentuk yang sempurna, kalian memiliki nafsu, kalian dapat bekerja untuk kebutuhan kalian sehari-hari, kalian dapat beribadah kepada Allah dengan sangat baik karena ditunjang dengan fisik kalian. Dan, kalian diberikan akal untuk berpikir dan membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil. Aku tahu, pada dasarnya kalian semua adalah orang yang baik, dan taat. Buktinya sebagian dari kalian Alhamdulillah taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sementara aku, terkadang aku disimbolkan sebagai lambang kesedihan oleh kalian. Aku dianggap sebagai media utama pengantar pada masa lalu kalian. Aku tak memiliki fisik yang sempurna seperti kalian, aku tak bisa bekerja seperti kalian, aku tak memiliki nafsu seperti kalian, aku tak punya kehendak bebas atas diriku sendiri. Pernah terbesit dihati ini, ingin sekali aku seperti kalian. Namun Allah berkehendak demikian, aku tahu keputusanNya lah yang terbaik. Mengapa? Karena aku akhirnya sadar dan mengerti satu hal, yang seharursnya kalian juga bisa mengerti diriku. Selama ini aku mengamati, bahwa kehadiran ku selama ini adalah salah satu yang paling dinanti. Buktinya kalian sering mengadu kepada Allah, mengharap cepat kedatangan diriku. Media social pun tak luput dari tempat kalian mengadu, padahal ketahuilah satu-satunya tempat mengadu ialah Allah dalam ibadah mu. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam memberikan contoh dan tuntunan bila kalian benar-benar mengharap kedatangan ku, yakni melaksanakan Sholat istisqa yang kalian lakukan di tanah lapang, kalian berdo’a penuh pengharapan kepada Allah agar mengizinkan ku turun ke bumi. Itu semua guna memenuhi kebutuhan utama kalian, disaat air susah kalian membuthkan ku untuk hidup. Di saat lahan-lahan kebun kalian kering, kalian membutuhkan ku untuk membasahinya dan menumbuhkan buah-buahan segar agar kalian dapat menikmatinya bersama keluarga kalian. Kalian rindu bermain-main dengan ku...

Alhamdulillah, terimakasih atas penantian kalian. Kalian istiqomah menjagaku dalam do’a kalian. Dan hari inipun Allah mengizinkan ku untuk memenuhi semua keinginan kalian, aku senang dapat membasahi kebun-kebun  kalian, aku senang bisa bersentuhan dan bermain-main dengan kalian, aku senang melihat wajah gembira kalian tatkala melihat aku. Aku senang, tatkala kalian bersyukur kepada Allah, karena atas Izin-Nya lah aku turun. Aku sennag bila kalian senang. Saking senangnya kalian mengabadikannya dalam status media social kalian. Aku sangat bersyukur, kalian bahkan mendo’akan diriku dengan do’a yang menjadi tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika aku turun. Kalian berharap aku turun sebagai yang membawa manfaat. Walaupun aku tak bisa berwujud sepeti kalian, tapi cukuplah kebahagiaan kalian menjadi kebahagiaan ku juga.

Asalkan...Aku berharap sama kalian, bolehkah? Bila boleh, aku hanya berharap kedatanganku ini tak kalian keluh kesahkan, tak menjadi sesuatu yang disesali, sesuatu yang disyukuri di awalnya saja namun lama kelamaan kalian LUPA bahwa dulu kalianlah yang sangat berharap kedatangan diriku. Jangan sampai lisan-lisan kalian digunakan untuk mencela kedatangan ku, bukan, bukan Cuma kedatangan ku tapi teman-teman ku yang lainnya juga sepeti anging, petir, badai dan lain-lain. Jangan sampai kalian mencela mereka, karena ketahuilah kedatangan mereka bukan tanpa alasan. Aku bisa saja beramnfaat bagi kalian, akan tetapi juga dapat menjadi bencana manakal kalian sudah tak lagi pandai bersyukur dan merawat alam dengan baik. Jangan, jangan cela namun syukurlah. Walaupun aku tahu, kalian diciptakan dengan nafsu yang penuh dengan keluh kesah, tapi jangan pernah utamakan perasaan kalian ketika aku dan teman-teman ku datang menghampiri kalian. Persoal kedatangan kami bukanlah tentang perasaan, melainkan lebih kepada urusan ketaqwaan kalian kepada Allah. Seberapa kuatkah iman kalian? Seberapa tangguh ka ketaqwaan kalian? Bukan seberapa dalamkah perasaan kalian? Seberapa takjubkah kalian? Percayalah, Allah tahu yang terbaik buat diriku dan kalian, Allah tahu kapan waktu yang terbaik untuk menurunkan diriku, bila telah sampai waktunya aku akan meninggalkan kalian lagi dan digantikan oleh saudara ku yakni kemarau dalam waktu yang panjang ingatlah ini, ingatlah kenangan kita bersama. Ingatlah waktu dimana ketika aku merupakan hal yang paling kalian rindukan, ingatlah semua perbuatan-perbuatan dosa kalian, karena sesungguhnya pada dasarnya tangan-tangan kalianlah yang mengundanga berkah dan juga bencana. Ingatlah, perbanyakalah taubat dan tawakkal kepada Allah, Dialah Allah yang Maha Pemberi dan Maha Kuasa atas segalanya. Jangan sampai kalian lupakan Pencipta kita, jangan pernah berbuat sesuatu yang dapat membuat kedatangan ku terhambat. Saat ini aku masih diizinkan untuk turun, namun bila telah sampai waktunya hari dimana aku pergi lagi, dan hari dimana segalanya akan berakhir ingatlah ini, bahwa engkau pernah (ke)HUJAN(an).....

Komentar

Postingan Populer