UNREASONABLE FEAR
Kita semua adalah manusia yang
mempunyai perbedaan-perbedaan pasti termasuk dalam hal memilih. Memilih adalah
hak manusia, manusia yang tidak pernah memiliki jalan hidupnya selamanya ia tak
akan pernah berkembang menjadi The Real Human. Pilihan tidak bergantung kepada
siapa pemilihnya, entah itu orang kaya ataupun orng miskin whatever akan tetapi
pilihan bergantung kepada apa yang menjadi pilihan sang pemilih, dan mekanisme
proses untuk mencapai pilihan itu, oleh karna manusia tidak akan pernah bisa
lari dalam kenyataan maka ia harus memilih.
Hasil dari keputusan yang akan
meliat sejauh mana ia akan lari dalam kenyataan ataukah sejauh mana
kenyataannya lari dalam dirinya?
"tidaklah Aku akan membebankan dua macam rasa takut bagi hambaKu dan tidak pula Aku membebankan dua macam rasa aman baginya. Jika ia merasa aman dari Ku di dunia maka Aku akan memberinya rasa takut di hari akhirat. Jika ia merasa takut pada Ku di alam dunia maka Aku akan berikan rasa aman di akhirat..." (HR. Ibn Hibban dan Abu Hurairoh)
CHOOSE ONE
Hal yang sangat jelas di dunia
ini ialah bahwa manusia tidak akan pernah bisa memilih dua pilihan yang berbeda
di waktu yang sama. Maksudnya?
Misal, suatu waktu anda ingin
pergi ke sekolah untuk mengurus nilai dan di waktu bersamaan pula ada undangan
menghadiri tabligh akbar di Masjid. Bagaimanakah cara anda menghadapi kasus
seperti ini?
·
Apakah
anda akan melakukan pembelahan diri (mitosis & miosis) menjadi dua agar
bisa menghadiri kedua acara tersebut?
·
Anda
tidak menghadiri keduanya?
·
Anda
menyuruh teman anda untuk ke salah satu tempat tersebut?
·
Atau
anda akan memilih?
Keputusan apakah yang akan anda
pilih? Choose one! Ya benar, anda harus memilih!
Bila dianalisa, secara logika anda tidak mungkin bisa melakukan pembelahan diri baik secara mitosis maupun miosis sebab kita adalah manusia tidak memiliki jaringan dan pembelahan sel. Anda juga tidak mungkin menyuruh teman anda untuk menghadiri salah satu dari acara tersebut sebab pilihan bukan hasil dari karya orang lain. Lagipula, anda juga tidak bisa untuk tidak menghadiri acara tersebut (kecuali anda sakit atau anda acuh tak acuh). And then how?.....
Anda harus memilih satu diantara dua pilihan atau lebih. Dan setiap pilihan yang akan anda ambil pasti akan menghasilkan resiko, dan setiap resiko akan menghasilkan hasil. Jadi pilihan ialah bentuk kata lain dari hasil.
Bila dianalisa, secara logika anda tidak mungkin bisa melakukan pembelahan diri baik secara mitosis maupun miosis sebab kita adalah manusia tidak memiliki jaringan dan pembelahan sel. Anda juga tidak mungkin menyuruh teman anda untuk menghadiri salah satu dari acara tersebut sebab pilihan bukan hasil dari karya orang lain. Lagipula, anda juga tidak bisa untuk tidak menghadiri acara tersebut (kecuali anda sakit atau anda acuh tak acuh). And then how?.....
Anda harus memilih satu diantara dua pilihan atau lebih. Dan setiap pilihan yang akan anda ambil pasti akan menghasilkan resiko, dan setiap resiko akan menghasilkan hasil. Jadi pilihan ialah bentuk kata lain dari hasil.
Bila kita misalkan anda memilih
untuk pergi ke tabligh akbar di masjid, otomatis anda meninggalkan pilihan
kedua yakni ke sekolah dengan tetap akrab dengan resiko-resiko yang dimiliki,
pasti sellau ada resiko diantara piihan yang kita ambil. Jangan takut terhadap
resiko tapi akrab lah dengan resiko amak resiko akan akrab dengan anda dan
bahkan menjadi sahabat anda setiap anda memilih sebua pilihan.
“Setiap
ada pilihan, selalu ada resiko mengiringinya dan setiap ada resiko pasti ada
hasil yang mengiringinya....”
Rasululloh Muhammad ﷺ telah
memilih untuk berdakwah fii sabiilillah untuk menegakkan islam di muka bumi
yang telah kita rasakan sampai saat ini.
Muhammad Al Fatih
telah memilih untuk menghancurkan tembok konstantinople dan membebaskan kota
tersebut dari belenggu Kristen ortodoks..
Bahkan sejak dalam
rahim pun sebenarnya kita sudah memilih bahwa kita sanggup menjalankan
kehidupan di dunia dengan tujuan untuk berdakwah!
Well.....what is your
choice now?
Dan
tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat
bagi semesta alam) (QS. Al-anbiya’ :lO7)
Bukan sebuah kebetulan
bila anda membaca tulisan ini, itu karna anda telah memilih satu pilihan
diantara banyak pilihan yang anda konsep sendiri. Memang betul bahwa yang
pertama selalu berkesan, itu juga berlaku pada pilihan. Setiap kali kita
bertindak dan berusaha keras untuk mencapai sebuah pilihan pasti akan timbul
dalam pikiran bahwa kemampuan kita adalah hasil dari pemikiran pilihan kita
yang pertama. Sudah dibahas sebelumnya bahwa memilih itugampang tapi bertahan
dalam pilihan itu sulit. Well, just kill the Excuses....
UNREASONABLE FEAR
Setiap diri dari kita akan
berpikir, mengapa pilihan hidup ini sangat sulit? Tidak adakah yang instan? Ada
kalanya manusia berada di titik jenuh dan ada kalanya manusia berada di titik
relaks. Ketika berada di titik jenuh, kita seolaholah menganggap bahwa semua
yang kita lakukan hari ini adalah hal yang salah dan keliru, kita merasa jenuh
bahwa semua pilihan yang kita ambil merupakan suatu ketidakpastian di masa
depan. Kita merasa bahwa kita ini ingin melakukan sesuatu yang baru lagi dan
berbeda dari yang sebelumnya, akan tetapi terkadang kita tidak percaya dengan
itu. Memang begitulah, bila kita menananmkan konsep dala diri kita “Hidup tanpa
Iman” , tak kurang dan tak lebih seperti itlulah. Hidup ini ialah sebuah
pilihan, dan sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa pilihan bergantung pada
mekanisme proses yang kita jalani untuk mencapai pilihan itu.
“Pilihan
laksana sebuah kendaraan, ia tak akan jalan tanpa ada supir(diri kita) dan
supir tak akan bisa menjalankan kendaraan itu tanpa sebuah mesin pendorong(mekanisme
prosesnya)”...
“Wah hebat banget..” , “Kok
bisa ya gila tuh!!” “Masyaa Allah luar biasa..”
*yang pernah bilang begitu
pasti sedang senyum-senyum kecil nih -_-
Nah, dari sini pulalah
terkadang kita melewatkan dan melupakan satu hal penting. Apa itu?
“Anytime
you see someone more successful than you are they are doing something you aren’t
did” (Malcolm X)
Setiap waktu kita melihat
seseorang sangat hebat dari kita, mereka melakukan sesuatu yang tak kita
lakukan...
Apa yang berbeda antara mereka
dan kita? Kita sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, sama-sama hidup punya 2
pasang mata dan 2 pasang telinga. So, what’s different?.
Logikanya, pasti ada yang
mereka terapkan dulu namun kita tidak terapkan, pasti ada yang mereka lakukan
dulu namun kita tidak lakukan, pasti ada yang mereka pilih namun kita tidak memilihnya..
dan begitu demikian dan begitu seterusnya..
dan begitu demikian dan begitu seterusnya..
Jadi, tidak perlu heran mengapa
yang lain bisa sedangkan kita tidak. Mereka pasti telah memilih sebuah pilihan
untuk bisa mencapai keberhasilan tersebut.
Kita terpukau melihat bakat dan
skill yang mereka miliki namun kita tidak memikirkan apa-apa saja yang telah
mereka lalkukan sehingga bisa seperti sekarang ini. Apa yang mereka lakukan?
Yups Mereka telah memilih..
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka
sendiri”(Q.S. Ar-Ra’d:11)
Mengapa kita tak bisa melakukan
seperti yangmereka lakukan? Kebanykan dari kita memutuskan kita telah gagal
tanpa sekalipun mencoba. Unreasonable fear ketakutan tak beralasan yang hanya
ada di dalam bayangan kita saja, tapi tak mewujud dalam kenyataan. Kebanyakan
dari kita takut memilih hanya karna ketakutan yang sering muncul di pikiran
kita yang nantinya akan menjadi bibit penyakit sindrom “afraid to choose”.
Semua itu seolah-olah sepertinya ketakutan telah membunuh rasa penasaran dan
bahkan mematikan harapan akan pilihan yang akan kita ambil. Ketakutan-ketakutan
yang tak beralasan yang seolah-olah di backup dengan logika benar-benar telah
membuat kita merasa “lebih baik mengalah ketimbang mengambil keumgnkinan untuk
menang”.
Misal pilihan yang kita ambil..
“Saya sangat ingin khatam Qur’an di bulan ini
tapi ilmu tajwid dan makhraj saya masih kurang dan biasa-biasa saja. Bagaimana
kalo nanti orang-orang menertawakan saya? Bagaimana kalo mereka tidak suka
dengan cara membaca saya? Bagaimana..? Bagaimana..? -_-
Kasus di atas sudah sangat
familiar di telinga kita dan kebanyakan dari kita pernah berpikiran seperti itu
saat memilih sebuah pilhan. Banyak orang takut dan khawatir pada sesuatu yang
belum “pasti” dan malah tidak takut dan khawatir pada sesuatu yang sudah pasti.
“Bagaimana kalo..”, “Bagaimana jika saya gagal, bagaimana bagaimana..??
Dalam kasus di atas keywordnya “ditertawakan”,
dan “tidak disukai” ialah unreasonable fear yang sama sekali belum terjadi dan
seharusnya tak perlu dikhawatirkan. Yang perlu di tanamkan dalam mind set
kita adalah kita tidak khatam Qur’an dan
tidak disukai dengan begitu kita tidak akan pernah berkembang!
Menurut penelitian, sekitar 90%
dari apa yang orang-orang khawatirkan (ketakutan) tidak pernah menjadi
kenyataan. Jadi, diantara ketakutan-ketakutan (unreasonable fear) kita hanya 1
kemungkinan yang terjadi.
Well, keep move straight you
are yourself don’t be afraid..!!
Dont look what are they doing, but look what they did...
“Dan
janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa daripada rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur.”
(Q.S. Yusuf: 87)
Wallahu ‘alam
Komentar