3 F
Tetiba sejenak merehatkan diri dalam
tempat yang menjadi favorit bagi sebagian mahasiwa, perpustakaan yang kata
sebagian orang adalah “gudang ilmu” yang sarat makna dan hikmah sebagaimana
yang dituturkan oleh mereka para ahli-ahli keilmuan diluar sana.

Dan diantara kerumitannya ialah
sekali lagi, untuk yang kesekian kali ku mencoba menguak sebab-akibat munculnya
wrong love (cinta yang salah). Tanamkan baik-baik dalam benak mu, cinta
tak pernah salah kawan, kehadirannya bukan sesuatu yang buruk; merasakannya
adalah fitrah; menggenggamnya ialah cita dan keharusan. Namun izinkan aku
sampaikan kawan, jika kita ingin menggenggamnya maka genggamlah ia dengan cara
yang baik dan benar.
Merupakan sebuah kewajaran jika jatuh
cinta, merupakan sebuah tanda Kekuasaan-Nya diciptakannya kita berlawanan
jenis. Akan tetapi, sebelum engkau jatuh cinta pada lawan jenis mu kenalilah
dahulu Sang pemilik Cinta da yang dicintai oleh Sang Pemilik Cinta. Karena jika
kita menemukan sesuatu yang tidak kita ketahui
di jalan, maka tentu kita akan bertanya-tanya siapa pemilik benda ini?
Apatah lagi jika itu menyangkut hal yang serumit cinta. Maka jangan sembarangan
bermain dengan cinta jika ingin mencinta, sebab cinta yang ingin engkau cintai
mesti harus sesuai dan semurni aturan Sang Pemilik Cinta; selurus dan setulus
Sang qudwah terbaik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab jika
tidak maka engkau hanya akan berputar dalam siklus kemaksiatan cinta yang tidak
benar, atau mungkin yang lebih kita kenal dengan sebutan budaya pacaran yang
bagi anggapan sebagian masyarakat sudah dianggap sebagai hal yang lumrah.
Mengapa ini
menjadi hal yang lumrah?
Bersambung……
Mengapa ini
menjadi hal yang lumrah ditengah-tengah sebagian masyarakat? Karena dimana ada
Sang Pemenang (winner), disitu ada sosok gelap (hater) yang membencinya;
dimana ada cahaya setelahnya pasti aka nada kegelapan. Dan ummat islam, hadir
di muka bumi ini sebagai ummat pemenang, ummat yang pasti suatu saat akan jaya
tetiba Sang Maha Pengasih menjanjikan hal itu.
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar, untuk memenangkannya diatas segala agama meskipun
orang-orang musyrik membencinya”. (Qs. 61: 9)
Dan bagi
mereka yang membenci islam, pasti akan berusaha merusaknya dengan beberapa
cara. Dan beberapa diantaranya ialah melalui 3F ini, food, fun dan fashion.
Lewat food, kita seringkali dimanjakan oleh jajanan-jajanan yang datang
dari luar sana; yang diproduksi oleh mereka, dan itulah kebanyakan dari kita
sebagai konsumen lebih suka jajanan diluar daripada local; padahal enakan tempe
loh daripada hamburger hehe
Kemudian dari
sayap hiburan pun demikian merusak. Kehadiran beraneka macam hiburan-hiburan di
tanah air yang sebagiannya merupakan lahir tersebab pengaruh budaya luar, atau
budaya luar itu sendiri yang datang ke tanah air kita melalui celah-celah yang
ada. Perhatikan bagaimana film-film luar merubah paradigma atau pola piker
remaja, perhatikan bagaimana budaya-budaya hiburan itu perlahan demi perlahan
mengubah lifestyle remaja kekinian. Apa tujuan dibalik semua itu? Film-film
luar yang sangat diminati banyak orang utamanya kalangan remaja dan dewasa,
khususnya yang bernuansa romantic/drama. Apa tujuan utama dibalik banyaknya
duit mereka keluarkan demi menyempurnakan tayangan layar lebar mereka yang
menyajikan imajinasi dan fantasi di kepala sebagian remaja? Coba piker kawan,
untuk apa coba mereka rela mengorbankan itu semua? Demi apa? Apa ngga ada
kegiatan lain apa?
Makanya jangan
heran terhadap gayanhidup sebagian remaja kita, katanya romantis tapi pura-pura
manis; mesra tapi lain arah; penuh drama ujung-ujungnya dapat karma. Gimana
tidak coba, 3F yang disajikan kepada mereka itu-itu terus, tontonan-tontonan
yang disajikan mayoritasnya drama dan romantisme yang tidak benar. Jadilah
mereka generasi seperti saat ini. Anggapan sebagian mereka (remaja) bahwa
berpelukan yang bukan mahramnya adalah sesuatu yang di elukan; pegangan tangan
sesuatu yang nyaman; berdua-duan di tempat sepi sesuatu yang enak;
Selain karena fitrah manusia saling menyukai antar lawan
jenis yang apabila berpapasan tentu akan ada tegangan, ditambah dengan pengaruh
budaya yang tidak benar maka jadilah budaya penyalahgunaan cinta atau pacaran
dank arena ini sudah lama maka sulit dihilangkan.
Until now…..
Komentar