Peradaban Dimulai dari Masjid

Masjid disamping sebagai tempat beribadah Umat islam, dalam arti khusus juga merupakan tempat beribadah secara luas, selama dilakukan dalam batas-batas Syari’ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah dambaan bagi kita semua, namun itu semua belum cukup apabila tidak diisi dengan
kegiatan-kegiatan positif dan sesuai syari’at untuk memakmurkan Masjid Contoh, kegiatan sosial, dakwah dan kegiatan-kegiatan lainnya. Adalah shalat berjama’ah yang merupakan parameter makmur tidaknya sebuah Masjid. Maksudnya?  Gini nih, kan gak luc kalo ada Masjid yang zhohirnya Masya Allah megah nan indah, namun tiap masuk waktu shalat berjama’ah shaff nya Cuma setengah baris, itu pun jama’ahnya udah Manula. Apalagi kalo sholat subuh? Itu gimana ya? Hehe ^^ *no offense yah ^_^ ....
 
Pada Masa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam, disamping Masjid berfungsi sebagai shalat (ibadah) secara berjama’ah, masjid juga memiliki fungsi sosial loh. Bagi kita umat Islam, mengaktualkan kembali fungsi dan peran Masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan / peradaban adalah merupakan sikap kembali kepada sunnah, Rasulullah yang di zaman ini terasa sangat asing bagi kebanyakan orang. Nah, inilah yang kita perlukan di era modern dan globalisasi ini. Karena, ketahuilah tidak ada jalan yang ditempuh untuk mengemablikan kejayaan Islam/ zaman keemasan Islam selain jalan yang ditempuh oleh Rasulullah, Sahabat, tabi’in dan para salafush shalih (orang shaleh terdahulu). Gak percaya? Coba kita sedikit flashback yuk hehe tapi bukan flashback yang sembarangan kok ^^
1.  Rasulullah lahir ditengah-tengah peradaban suku Arab yang jahiliyah, dimana syariat Islam belum sepenuhnya masyarakat mencerminkan hal itu.
 
   2. Setelah Rasulullah lahir dan menerima wahyu pertama (baca: diangkat menjadi Rasul) Rasulullah mulai mendakwahkan syari’at Islam secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.

   3.  Dakwah Rasulullah juga dirasakan oleh para sahabat beliau, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Salman al Farisi, Mushab bin Umayr dll. Para sahabat inilah yang nantinya akan melanjutkan estapet dakwah yang diemban Rasulullah setelah beliau wafat.

    4. Sepeninggal Rasul tercinta Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, artinya syariat Islam telah sempurna dan telah disampaikan semuanya dengan jelas tanpa satupun yang terlewatkan. Sebagaimana dalam firman Allah ‘Azza wa jalla dalam Surah Al Maidah ayat 4.

"....Pada hari ini, telah ku sempurnakan Agama kalian..."

   5. Kemudian sahabat pun melanjutkan dakwah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Perlu diketahui wilayah Islam pada saat itu telah tersebar di beberaa wilayah, baik itu di wilayah jazirah Arab dan sekitar nya. Khususnya pada zaman Khalifah Umar ibnu Khattab, dimana kita ketahui wilayah  kekuasaan Islam saat itu tersebar dengan luas, bahkan sebagian daerah romawi dan persia pun di bebaskan. 

  6. Penyebaran syari’at islam terus dilakukan oleh para sahabat, kemudian dilanjutkan oleh generasi setelahnya yaitu para Tabi’in. Alhasil kurang lebih dalam kurun waktu 30 Tahun Islam hampir menguasai separuh dunia hanya dalam kurun waktu 30 Tahun!

Masih banyak loh bukti-bukti sejarah lainnya yang menjadi bukti peradaban Emas Islam. Di zaman khalifah Umar bin Abdul Azis saja (seornag tabi’in) orang-orang sudah kebingungan kepada siapa lagi mereka harus memberikan zakat dan infaq? Kenapa? Karena bahkan burung pun tidak mengalami kelaparan, dalam waktu kurang lebih 2 tahun masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Azis! Subhanallah. Inilah janji Allah bagi suatu wilayah apabila penduduknya, dan penguasanya beriman dan bertaqwa kepada Allah :

“Jikalau sekiranga penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Qs. Al A’raf: 96).

Inilah solusi, dan jawaban problematika ummat saat ini dalam “membangunkan Umat Islam yang sedang Tidur” dengan mimpi panjang ketertinggalannya. Eits, kita kembali ke pembahasan ya. Insya Allah kami akan mengupas habis tentang Generasi Emas islam di tulisan yang akan datang ^^.

Masjid adalah Baitullah ((rumah Allah) tempat dimana kita beribadah dan kembali tunduk pada-Nya. Dengan mengaktualkan fungsi dan perannya, khusunya bagi para Aktivis Dakwah, para Pejuang-pejuang Dakwah, berarti kita telah memposisikan Masjid sebagai Sumber Peradaban Umat karena Peradaban dimulai dari Masjid. Bukankah Rasulullah mendidik dan mentarbiyah para sahabat-sahabatnya di Masjid? Bukankah Masjid adalah bangunan yang paling diutamakan untuk dibangun ketika Rasulullah hendak hijrah ke Madinah? Bukankah Masjid adalah rumah-rumah Allah? Bukankah di Masjid kita merapatkan barisan kita? Bukankah ketika barisan para sahabat bisa bersatu itu di Masjid? Bukankah di Masjid tercipta ukhuwah Islamiyah dan saling mengasihi?  Tidak akan jaya umat ini tanpa bantuan dan izin Allah Azza wa jalla, lalu bagaimana kita meminta bantuan Allah dan pertolongan Allah kalo kita sendiri saja GAK pernah mau sujud kepada-Nya di Masjid (bagi laki-laki)? Apakah Allah akan menolong hamba yang seperti itu? Apakah ada sumber kekuatan selain Allah? Tentu tidak. Lalu apa yang membuat mu ragu pada- Nya? Bukankah Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Dan sesungguhnya Masjid-masjid itu adalah kepunyaan allah. Maka janganlah kamu menyembah seorang pun selain Allah”.(Qs. Al Jin: 18)
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan...”.(Qs. Al Fatihah: 5)

Maka dari itu, lucu ketika di zaman ini ada ornag yang melarang Adzan pake pengeras suara, mencoba untuk menutup-nutupi syari’at Islam. Inilah virus liberalisme dan seklureisme yang menggerogoti umat Islam. Aneh bin ajaib -_-.
Namuun, Alhamdulillah ‘ala kulli haal atas taufiq dari Allah Masjid-masjid sekarang ini telah banyak menghidupkan kembali dan mensyi’arkan Agama Allah dan sunnah Rasulullah. Kita dapat melihat dan menemukan ta’lim dimana – mana, kajian dimana –mana dan tentu dengan jama’ahnya yang tetap istiqomah. Inilah kebaikan yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki berupa pemahaman akan Ilmu Agama dan sunnah. Dengan ni’mat yang Allah berikan ini, maka jangan lewatkan kesempatan dalam bergabung dalam barisan orang-orang yang memakmurkan Masjid.

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.(Qs. Ali Imran: 104)
Untuk itulah dengan aktualisasi ini, Insya Allah akan membawa umat pada kondisi yang lebih baik dan Islami. Dengan kerja-kerja para aktivis Dakwah, dengan mengembalikan peran dan fungsi Masjid Insya Allah Masjid akan menjadi pusat kehidupan umat (peradaban). Dan bila kondisi Masjid di suatu wilayah/negara itu baik dan Makmur dari segi sosia dan dakwah yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, jama’ahnya setiap hari full dari shalat berjam’ah Insya Allah kita akan menyaksikan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahan akan menjadi sebaik-baik Ummat.

Peradaban dimulai dari Masjid ~      

“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.( Qs. At Taubah: 18)




Komentar

Postingan Populer